Rabu, 08 Januari 2014

MEMBANGUN KEPEKAAN KEPEDULIAN




Kepekaan kepedulian dewasa ini telah meninggalkan sanubari banyak orang kenyataan yang ada banyak Tokoh Masyarakat dan Pejabat terjebak berbagai kasus, mulai kasus – kasus korupsi penyalah gunaan peran dalam bermasyarakat. Tokoh masyarakat sebuah titel yang didapat dari hasil legitimasi dalam bermasyarakat, banyak kenyataan di salah gunakan, beberapa contoh lembaga yang hidup dan berkembang dalam masyarakat yang seharusnya tidak boleh di kotori oleh politik tapi kenyataanya banyak yang terpengaruh oleh pejabat / penguasa sehingga lembaga tersebut sudah tercemari oleh kepentingan – kepentingan tertentu. Kalau kondisi sudah seperti ini dipastikan sebuah lembaga lebih berorientasi pada kepentingan diri sendiri sehingga akan di jauhi oleh komunitasnya atau lebih parah akan di tinggalkan oleh anggotanya. Banyak Ketua Lembaga kalaupun sudah di tinggalkan anggotanya, ketua tersebut masih berani bersuara atas nama lembaga mendukung pada kekuatan tertentu bisa Partai atau Penguasa. Pejabat sebuah titel yang di peroleh melalui pemilihan ataupun melalui pengangkatan bobotnya harusnya sama yaitu bertanggung jawab kepada yang memilih atau yang mengangkat dan secara umum pastinya bertanggung jawab pada masyarakat. Tayangan berbagai televisi banyak menyajikan informasi kebejatan moral, hilangnya perikemanusiaan, tidak adanya kepekaan kepedulian, budaya keteladanan, kemunafikan, kebohongan, sehingga ketokohan ataupun pejabat menciptakan kemunafikan masal, dalam arti di depan ngomongnya A di belakang ngomongnya b. Penampilan foto sewaktu mengikuti seminarnya Ipo Santoso bertempaldi Hotel Gajahmada Jl. Dr.Cipto Kota Malang keberanian kami tampil beda dengan menggunakan Blangkon, pesan yang kami sampaikan kepada peserta Seminar mari kemabli menoleh kebelakang kejayaan Nusantara tidak ada istilah Democrasi yang ada gotongroyong guyub rukun jadi tidak ada istilah Raja yang hanya menjadi raja di partainya sendiri kalau bisa partai yang lain mati sehingga tidak ada pencerminan falsafah Nusantara yaitu gotong royong. Himbauan Kepada Penguasa sampaikan bahwa seluruh pejabat mulai kepalaDinas/Badan Camat, Lurah sampai Kepala Desa hingga Tokoh Masyarakat betul – betul punya tanggung jawab kepada masyarakat sehingga mampu berkreatif dan berinofasi mempunyai gagasan jadi tdak selalu apa kata bapak, atas petunjuk bapak bukan berarti membangkang, begitu sebaliknya Penguasa harus mendorong semua bawahanya berinofasi sepanjang untuk kepentingan rakyat bukan untk kepentingan pribadi Penguasa sudah sepantasnya siap bertanggung jawab, sehingga semua Pejabat, Camat sampai dengan Lurah bisa berlomba menuju perubahan yang lebih baik Hari Purnomo Owner Warisbi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar